Powered By Blogger

Jumat, 16 Desember 2011

Kasus Suster Ngesot Di tendang satpam haha..

Orangtua Mega 'Suster Ngesot' Ogah Berdamai
Baban Gandapurnama




Sungguh malang nasib Mega Tri Pratiwi (20 tahun). Berniat menakut-nakuti temannya dengan berdandan ala hantu “suster ngesot”, ia malah kena tendang di wajah, masuk rumah sakit dan kini berniat menuntut satpam yang melakukan hal itu.

Peristiwanya sendiri terjadi pada Sabtu (10/12) dinihari WIB, di apartemen Galeri Ciumbuleuit , Bandung. Rekaman video CCTV yang dirilis pihak apartemen menunjukkan, Mega saat itu berdandan ala suster ngesot, menunggu di depan lift bermaksud untuk menakut-nakuti temannya, Fitra, yang tengah berulang tahun.

Alih-alih mendapati Fitra menjerit ketakutan, yang diterima Mega adalah tendangan di wajah. Yang melakukannya adalah Sunarya (37), satpam di apartemen tersebut. Dalam video dari CCTV yang dirilis pengelola apartemen, Sunarya yang berdiri di dekat pintu lift bergerak menendang Mega di saat penumpang lift yang lain tengah ketakutan.

Mega dan keluarganya kemudian menuntut Sunarya dengan tuduhan penganiayaan. Mereka bahkan menolak upaya berdamai. Hal inilah yang kemudian memancing reaksi keras dari sebagian pengguna Internet di Indonesia.

Di Facebook, kini muncul gerakan bertajuk “1.000.000 Facebookers mendukung SATPAM penendang "Suster Ngesot"”, beberapa waktu setelah kasus tersebut mencuat di media. Hingga Selasa (13/12/2011) siang pukul 11.41 WIB, gerakan tersebut diikuti oleh 233 anggota.

Di dinding gerakan tersebut, kebanyakan anggota mengecam aksi Mega yang menyamar menjadi suster ngesot untuk menakut-nakuti rekannya dan mendukung tindakan Sunarya yang dianggap sebagai refleks semata.

“Jangan mentang2 bnyk uang smaunya ja,ayo dukung pa satpam,” demikian tulis seorang anggota bernama Adyn Mdn. “Seharusnya pihak Apartemen memberikan penghargaan kepada Pak Satpam pembasmi ababil,” kata anggota lain bernama Yelli Yoselino.

Update

Satpam Sunarya yang tidak menyangka bahwa insiden yang melibatkan dirinya tersebut akan jadi kasus yang ramai mengaku syok. " Dia tidak menyangka saja, kejadiannya akan seperti ini. Dalam waktu singkat jadi sorotan publik. Kami sendiri mengkhawatirkan keselamatan dia. Jadi, untuk sementara belum bisa ditemui," demikian pernyataan pengelola apartemen seperti dikutipTribunNews.

Belakangan, seperti dikutip detikcom, seorang rekan Sunarya mengatakan bahwa pria 37 tahun itu pergi ke kampung halamannya di Garut untuk menenangkan diri.

Dari pihak Mega, tidak ada tanda-tanda bahwa mereka mau menyelesaikan kasus ini dengan damai walaupun aparat di Poltabes Bandung berusaha untuk mendamaikan kedua belah pihak.



Bandung - Orangtua Mega Tri Pratiwi (20) keukeuh membawa kasus dugaan penganiayaan oleh satpam Apartemen Galeri Ciumbuleuit ke jalur hukum. Ortu mahasisiwi yang beraksi ala 'Suster Ngesot' di lantai 17 apartemen tersebut ogah berdamai dengan pihak manajemen.

"Ini bukan delik aduan. Tapi sudah pidana murni. Jadi kami tak bisa mencabut laporan polisi," jelas ayah Mega yakni Mahfud Djabir saat ditemui di RS Santosa Hospital, Minggu (11/12/2011) malam.

Mahfud menyampaikan hal tersebut saat ditanya apakah bakal mencabut laporan polisi apabila pihak manajemen Apartemen Galeri Ciumbuleuit memilih jalur damai.

Pada Sabtu (10/12/2011), Mahfud melaporkan kasus dugaan penganiayaan yang dialami anaknya tersebut ke Polrestabes Bandung. Mahfud menyayangkan sikap oknum seorang satpam yang dituding bertindak kasar hingga membuat Mega kehilangan satu gigi bagian bawah dan pelipis kiri lebam.

"Terlepas apapun alasannya atas tindakan satpam kepada anak saya, kami sudah kuasakan kepada lawyer. Pokoknya, kami tetap menempuh jalur hukum yang berlaku," tegas Mahfud.

Mega mengaku kalau aksi 'Suster Ngesot' itu tak lain hanya iseng belaka. Ia berniat memberi kejutan buat rekannya yang berulang tahun. Sedangkan pihak Manajemen Apartemen Galeri Ciumbuleuit menegaskan tidak ada unsur sengaja penganiayaan yang dilakukan oleh satpam. Tendangan satpam sekali ke arah wajah Mega itu dianggap refleks.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar